Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jual Buku Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya

Judul: Soeharto: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya
Otobiografi seperti dipaparkan kepada G. Dwipayana dan Ramadhan K.H
Penerbit: PT Citra Lamtoro Gung Persada, 1989
Tebal: 613 halaman (hardcover, full colour, kertas linen, boks)
Kondisi: Bekas (bagus)
Stok Kosong

Inilah buku tentang Soeharto yang dulu sangat dicari orang, ketika meninggalnya mantan Presiden Soeharto di tahun 2008. Saat ini, ketika akan diberikan gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto, buku ini di cari-cari orang lagi.

Jika ingin menyelami Soeharto, maka otobiografi Soeharto: "Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya" adalah media yang tepat. Di buku yang dirilis 1989 inilah Soeharto bicara banyak hal, termasuk Surat Perintah 11 Maret (Supersemar). Selama ini, banyak kalangan menuduh Supersemar adalah alat Soeharto untuk naik ke pentas kekuasaan.

Dalam otobiografinya, Soeharto yang langsung membubarkan PKI begitu mendapatkan Supersemar dari Presiden Soekarno, menjawab tuduhan itu di halaman 173: "Memang setelah saya umumkan tentang adanya "Supersemar" itu, dipersoalkan orang, apakah surat perintah itu hanya satu "instruksi" Presiden kepada saya, ataukah satu "pemindahan kekuasan eksekutif yang terbatas?" Menurut saya, perintah itu dikeluarkan di saat negara dalam keadaan gawat di mana integritas Presiden, ABRI dan rakyat sedang berada dalam bahaya, sedangkan keamanan, ketertiban dan pemerintahan berada dalam keadaan berantakan. Seperti saya nyatakan di depan Radio dan TVRI di pertengahan Juni 1966, saya tidak akan sering menggunakan Surat Perintah 11 Maret tersebut, lebih-lebih kalau surat perintah itu belum diperlukan. Mata pedang akan menjadi tumpul bila selalu digunakan.

Sebagai perbandingan saya kemukakan, segerombolan monyet yang menyerang ladang jagung si Polan dapat diusir hanya dengan tepukan tangan penjaganya. Oleh karena itu, tidaklah baik memobilisasi satu kompi kendaraan berlapis baja cuma untuk mengusir segerombolan kera. Lima tahun kemudian, untuk pertama kalinya saya jelaskan latar belakang dan sejarah lahirnya "Supersemar" itu, karena rakyat Indonesia memang berhak mengetahuinya. "Supersemar" merupakan bagian sejarah yang sangat penting untuk meluruskan kembali perjuangan bangsa dalam mempertahankan cita-cita kemerdekaan dan memberi isi pada kemerdekaan.

Berkenaan dengan ini, beberapa kali saya telah menolak prakarsa untuk memperingati hari lahirnya "Supersemar" secara besar-besaran. Ini untuk menghindarkan timbulnya mitos terhadap peristiwa itu atau terhadap diri saya sendiri. Saya tidak pernah menganggap "Supersemar" itu sebagai tujuan untuk memperoleh kekuasaan. Surat Perintah 11 Maret itu juga bukan merupakan alat untuk mengadakan coup secara terselubung. "Supersemar" itu adalah awal perjuangan Orde Baru.